Kamis, 13 Maret 2014

Perkembangan Sistem Komunikasi

 

Perkembangan Sistem Komunikasi


Sebelum ditemukan listrik, sistem komunikasi dilakukan dengan cara menggunakan bunyi-bunyian ataupun tanda sebagai isyarat dalam penyampaian informasi. Cara-cara tersebut antara lain dengan kentongan, asap ataupun bendera (semaphore flag) yang sampai saat ini di beberapa belahan bumi mungkin masih digunakan.
 


Gambar 3. Peralatan komunikasi tradisional
 

Setelah ditemukan listrik, maka teknologi komunikasi mulai berkembang. Yang semula dilakukan secara mekanis dan tradisional berganti secara listrik, seperti halnya sistem semaphore mekanis digantikan dengan telegrap listrik.

Di bidang telegrap, sistem yang tertua adalah sistem morse dengan menggunakan pesawat-pesawat morse. Di mana pengiriman telegram melalui pesawat morse dilakukan dengan mengetok tandatanda morse yang terdiri dari garis-garis dan titik. Tanda ini di kantor tujuan dibaca oleh operator dan ditulis kembali dalam huruf biasa untuk kemudian disampaikan kepada si alamat. Setelah itu muncul sistem teleprinter atau menulis jarak jauh dengan menggunakan pesawat teleprinter. Dengan pesawat teleprinter, pengirim telegram cukup dilakukan dengan jalan mengetik seperti mesin ketik biasa. Kemudian telegrap yang semula dengan sistem teleprinter berkembang menjadi telex (teleprinter exchange).

Dalam sistem ini para pelanggan harus mempunyai pesawat teleprinter yang dihubungkan dengan sentral telex.

Di bidang telepon juga dikenal beberapa sistem telepon. Sistem yang tertua adalah sistem baterai setempat atau yang sering dinamakan baterai lokal (LB = Local Battery). Dari sistem ini kemudian dikenal adanya sistem baterai sentral (CB = Central Battery). Pada kedua sistem (LB dan CB) masih menggunakan tenaga operator di kantor telepon. Oleh karena itu kedua sistem tersebut juga sering dinamakan sistem manual (manual system). Setelah itu berkembang menjadi sistem otomat atau Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ), yang berarti pelanggan/orang dapat langsung berhubungan dengan orang lain dengan jalan memutar/menekan nomor yang dipanggil tanpa melalui operator.
 


Gambar 4. Berbagai jenis peralatan telepon
 

Pada sistem-sistem komunikasi tersebut, untuk dapat menghubungkan antar pelanggan/pemakai memerlukan berbagai macam sarana/media yang termasuk dalam suatu bidang yang dinamakan teknik transmisi. Dalam teknik transmisi, secara garis besar dibagi 2 macam, yaitu:
a. Media transmisi fisik, yaitu sistem transmisi melalui kawat penghantar (wire bounded transmission system).
b. Media transmisi non fisik, yaitu sistem transmisi tanpa kawat (wireless transmission system) atau melalui gelombang radio.

Pada transmisi dengan kawat penghantar terbagi menjadi saluran atas tanah dan saluran bawah tanah. Saluran atas tanah pada awalnya menggunakan kawat terbuka/telanjang (open wire) yang direntangkan pada tiang-tiang yang dilengkapi dengan rangka besi dan isolator-isolator. Pemasangan isolator-isolator ini dimaksudkan agar kawat-kawat tersebut tidak kontak dengan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan listrik pendek (short circuit). Kemudian dengan semakin majunya teknik pembuatan bahan isolasi lalu menggunakan kabel untuk saluran di atas tanah. Kabel udara ini berisi kawat-kawat rangkap yang satu sama lain dipisahkan dengan bahan isolasi. Kabel ini sering disebut dengan kabel berpasangan (pair cable). Sedangkan untuk saluran bawah tanah menggunakan kabel-kabel tanah yang memang khusus dibuat untuk saluran bawah tanah.

Teknik penyaluran dengan kabel atas tanah dan bawah tanah adalah untuk hubungan-hubungan dalam kota. Sedangkan untuk hubungan-hubungan antar kota dikenal adanya kabel pupin dan juga kabel koaksial (coaxial cable).

Di samping kabel tanah, dikenal pula kabel laut, yaitu kabelkabel yang khusus dipergunakan di dalam laut, sehingga untuk ini sistem komunikasinya disebut dengan "Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL)".

Terkait dengan cara untuk memanfaatkan lebar jalur/pita media transmisi untuk mengirimkan lebih dari satu sinyal sekaligus, dilakukan multiplexing dengan cara membagi dalam pita-pita frekuensi atau pita-pita waktu. Cara atau sistem ini dikenal dengan Frequency Division Multiplex (FDM) atau Time Division Multiplex (TDM).

Sistem transmisi yang lain, yaitu sistem gelombang radio. Dalam sistem ini, informasi yang telah dirubah menjadi sinyal listrik disalurkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh suatu pemancar dan diterima oleh suatu alat penerima. Mengingat sifatsifatnya gelombang radio untuk keperluan telekomunikasi, maka gelombang radio tersebut dibagi beberapa jenis. Yaitu gelombang frekuensi tinggi (HF = High Frequency), frekuensi sangat tinggi (VHF = Very High Frequency), frekuensi ultra tinggi (UHF = Ultra High Frequency) dan gelombang mikro (Microwave).

Penggunaan gelombang-gelombang tersebut disesuaikan dengan sifat-sifat gelombang yang bersangkutan. Gelombang HF pada umumnya dipergunakan untuk hubungan yang sangat jauh, sedangkan untuk gelombang VHF dan UHF digunakan untuk hubungan-hubungan yang cukup jauh.

Kebutuhan akan lebar jalur yang relatif besar, maka teknologi gelombang mikro mulai dikembangkan dan digunakan sebagai jaringan transmisi jarak jauh. Dengan frekuensi pembawa antara 3 – 12 GHz, gelombang mikro merambat dalam ruang bebas dengan ragam garis pandang (Line of Sight), baik berada di atas tanah (terrestrial) maupun extra terrestrial, yaitu sistem komunikasi dengan menggunakan satelit. Sistem-sistem ini berkemampuan menyediakan lebar jalur transmisi dan keterhandalan yang diperlukan untuk transmisi dari beberapa ribu saluran telepon atau beberapa saluran televisi.



Gambar 5. Gelombang mikro merambat dalam garis pandang (line of site)dari antena pemancar ke antene penerima.
 

Sistem komunikasi dengan satelit dikembangkan dan digunakan karena selain untuk menanggulangi berkembangnya trafic perhubungan internasional juga untuk menjangkau daerah yang luas dan sukar dicapai. Keistimewaan/ kelebihan sistem ini ialah diperolehnya mutu dan kemampuan telekomunikasi yang tinggi, juga kapasitas jumlah saluran dari transpondernya.




Gambar 6. Sistem komunikasi melalui satelit
 

 

Adanya kemajuan teknologi di bidang elektronika yang begitu pesat, sehingga berdampak pada perkembangan teknologi telekomunikasi. Teknologi analog yang sekarang masih ada dengan cepat akan digantikan oleh teknologi digital yang ditunjang dengan berkembang-nya perangkat jaringan/transmisi. Transmisi optik merupakan salah satu pilihan untuk menunjang perubahan tersebut. Dan akhirnya pemakaian kabel serat optik untuk sistem telekomunikasi berkembang pesat, dan secara perlahan akan menggantikan teknologi yang selama ini masih menggunakan kabel konvensional (kabel tembaga).

Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO) digunakan karena banyak keunggulan serat optik dibanding kabel konvensional, bahkan juga terhadap transmisi gelombang mikro.




Gambar 7. Perangkat transmisi


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Facebook Comments