Perkembangan Sistem Komunikasi
Sebelum   ditemukan listrik, sistem komunikasi dilakukan dengan cara menggunakan   bunyi-bunyian ataupun tanda sebagai isyarat dalam penyampaian informasi.   Cara-cara tersebut antara lain dengan kentongan, asap ataupun bendera (semaphore   flag) yang sampai saat ini di beberapa belahan bumi mungkin masih digunakan.   
 

Gambar 3. Peralatan komunikasi tradisional   
 
Setelah   ditemukan listrik, maka teknologi komunikasi mulai berkembang. Yang semula   dilakukan secara mekanis dan tradisional berganti secara listrik, seperti halnya   sistem semaphore mekanis digantikan dengan telegrap listrik. 
Di bidang   telegrap, sistem yang tertua adalah sistem morse dengan menggunakan   pesawat-pesawat morse. Di mana pengiriman telegram melalui pesawat morse   dilakukan dengan mengetok tandatanda morse yang terdiri dari garis-garis dan   titik. Tanda ini di kantor tujuan dibaca oleh operator dan ditulis kembali dalam   huruf biasa untuk kemudian disampaikan kepada si alamat. Setelah itu muncul   sistem teleprinter atau menulis jarak jauh dengan menggunakan pesawat   teleprinter. Dengan pesawat teleprinter, pengirim telegram cukup dilakukan   dengan jalan mengetik seperti mesin ketik biasa. Kemudian telegrap yang semula   dengan sistem teleprinter berkembang menjadi telex (teleprinter exchange).   
Dalam sistem ini para pelanggan harus mempunyai pesawat teleprinter yang   dihubungkan dengan sentral telex. 
Di bidang telepon juga dikenal   beberapa sistem telepon. Sistem yang tertua adalah sistem baterai setempat atau   yang sering dinamakan baterai lokal (LB = Local Battery). Dari sistem ini   kemudian dikenal adanya sistem baterai sentral (CB = Central Battery). Pada   kedua sistem (LB dan CB) masih menggunakan tenaga operator di kantor telepon.   Oleh karena itu kedua sistem tersebut juga sering dinamakan sistem manual   (manual system). Setelah itu berkembang menjadi sistem otomat atau Sambungan   Langsung Jarak Jauh (SLJJ), yang berarti pelanggan/orang dapat langsung   berhubungan dengan orang lain dengan jalan memutar/menekan nomor yang dipanggil   tanpa melalui operator. 
 

Gambar 4. Berbagai jenis peralatan telepon   
 
Pada   sistem-sistem komunikasi tersebut, untuk dapat menghubungkan antar   pelanggan/pemakai memerlukan berbagai macam sarana/media yang termasuk dalam   suatu bidang yang dinamakan teknik transmisi. Dalam teknik transmisi, secara   garis besar dibagi 2 macam, yaitu: 
a. Media transmisi fisik, yaitu sistem   transmisi melalui kawat penghantar (wire bounded transmission system). 
b.   Media transmisi non fisik, yaitu sistem transmisi tanpa kawat (wireless   transmission system) atau melalui gelombang radio. 
Pada transmisi dengan   kawat penghantar terbagi menjadi saluran atas tanah dan saluran bawah tanah.   Saluran atas tanah pada awalnya menggunakan kawat terbuka/telanjang (open wire)   yang direntangkan pada tiang-tiang yang dilengkapi dengan rangka besi dan   isolator-isolator. Pemasangan isolator-isolator ini dimaksudkan agar kawat-kawat   tersebut tidak kontak dengan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya hubungan   listrik pendek (short circuit). Kemudian dengan semakin majunya teknik pembuatan   bahan isolasi lalu menggunakan kabel untuk saluran di atas tanah. Kabel udara   ini berisi kawat-kawat rangkap yang satu sama lain dipisahkan dengan bahan   isolasi. Kabel ini sering disebut dengan kabel berpasangan (pair cable).   Sedangkan untuk saluran bawah tanah menggunakan kabel-kabel tanah yang memang   khusus dibuat untuk saluran bawah tanah. 
Teknik penyaluran dengan kabel   atas tanah dan bawah tanah adalah untuk hubungan-hubungan dalam kota. Sedangkan   untuk hubungan-hubungan antar kota dikenal adanya kabel pupin dan juga kabel   koaksial (coaxial cable). 
Di samping kabel tanah, dikenal pula kabel   laut, yaitu kabelkabel yang khusus dipergunakan di dalam laut, sehingga untuk   ini sistem komunikasinya disebut dengan "Sistem Komunikasi Kabel Laut   (SKKL)".
Terkait dengan cara untuk memanfaatkan lebar jalur/pita media   transmisi untuk mengirimkan lebih dari satu sinyal sekaligus, dilakukan   multiplexing dengan cara membagi dalam pita-pita frekuensi atau pita-pita waktu.   Cara atau sistem ini dikenal dengan Frequency Division Multiplex (FDM) atau Time   Division Multiplex (TDM). 
Sistem transmisi yang lain, yaitu sistem   gelombang radio. Dalam sistem ini, informasi yang telah dirubah menjadi sinyal   listrik disalurkan melalui gelombang radio yang dipancarkan oleh suatu pemancar   dan diterima oleh suatu alat penerima. Mengingat sifatsifatnya gelombang radio   untuk keperluan telekomunikasi, maka gelombang radio tersebut dibagi beberapa   jenis. Yaitu gelombang frekuensi tinggi (HF = High Frequency), frekuensi sangat   tinggi (VHF = Very High Frequency), frekuensi ultra tinggi (UHF = Ultra High   Frequency) dan gelombang mikro (Microwave). 
Penggunaan   gelombang-gelombang tersebut disesuaikan dengan sifat-sifat gelombang yang   bersangkutan. Gelombang HF pada umumnya dipergunakan untuk hubungan yang sangat   jauh, sedangkan untuk gelombang VHF dan UHF digunakan untuk hubungan-hubungan   yang cukup jauh. 
Kebutuhan akan lebar jalur yang relatif besar, maka   teknologi gelombang mikro mulai dikembangkan dan digunakan sebagai jaringan   transmisi jarak jauh. Dengan frekuensi pembawa antara 3  12 GHz, gelombang   mikro merambat dalam ruang bebas dengan ragam garis pandang (Line of Sight),   baik berada di atas tanah (terrestrial) maupun extra terrestrial, yaitu sistem   komunikasi dengan menggunakan satelit. Sistem-sistem ini berkemampuan   menyediakan lebar jalur transmisi dan keterhandalan yang diperlukan untuk   transmisi dari beberapa ribu saluran telepon atau beberapa saluran televisi.   

Gambar 5. Gelombang mikro merambat dalam garis   pandang (line of site)dari antena pemancar ke antene penerima.   
 
Sistem komunikasi dengan satelit dikembangkan dan digunakan karena selain untuk menanggulangi berkembangnya trafic perhubungan internasional juga untuk menjangkau daerah yang luas dan sukar dicapai. Keistimewaan/ kelebihan sistem ini ialah diperolehnya mutu dan kemampuan telekomunikasi yang tinggi, juga kapasitas jumlah saluran dari transpondernya.

Gambar 6. Sistem komunikasi melalui satelit   
 
Adanya kemajuan teknologi di bidang elektronika yang begitu pesat,   sehingga berdampak pada perkembangan teknologi telekomunikasi. Teknologi analog   yang sekarang masih ada dengan cepat akan digantikan oleh teknologi digital yang   ditunjang dengan berkembang-nya perangkat jaringan/transmisi. Transmisi optik   merupakan salah satu pilihan untuk menunjang perubahan tersebut. Dan akhirnya   pemakaian kabel serat optik untuk sistem telekomunikasi berkembang pesat, dan   secara perlahan akan menggantikan teknologi yang selama ini masih menggunakan   kabel konvensional (kabel tembaga). 
Sistem Komunikasi Serat Optik (SKSO)   digunakan karena banyak keunggulan serat optik dibanding kabel konvensional,   bahkan juga terhadap transmisi gelombang mikro. 
 

 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar