Siaran Radio (Sistem Komunikasi Tanpa Kawat Penghantar)
Pada siaran radio (Broadcas), yang ditransmisikan/dipancarkan adalah hanya sinyal suara (audio). Oleh karena itu proses komunikasinya dapat digambarkan seperti diagram blok sebagai berikut.
Pada stasiun pemancar sinyal suara diproduksi oleh mikropon yang berfungsi sebagai tranduser, yaitu mengubah energi suara (audio) menjadi energi listrik (sinyal suara) dengan frekuensi maksimum 20 KHz (AF = audio Frequency). Selanjutnya sinyal suara diperkuat oleh rangkaian penguat (amplifier) yang berfungsi sebagai penguat sinyal suara sehingga memiliki energi yang cukup untuk rangkaian elektronika selanjutnya. Sinyal suara yang telah diperkuat selanjutnya dicampur dengan gelombang pembawa (carier wave) frekuensi radio (RF) yang diproduksi oleh rangkaian Osilator RF. Proses Pencampuran (mixing) sering disebut modulasi dilakukan oleh rangkaian modulator yang berfungsi sebagai mixer dan penguat daya sehingga sinyal modulasi memiliki energi yang cukup besar dan mampu merambat /meradiasi / memancar di udara melalui antena pemancar dengan jarak pancar sesuai energi yang dimilikinya. Dengan kata lain jarak pancar gelombang tergantung dari besarnya energi gelombang tersebut.
Gelombang RF yang telah dipancarkan antena pemancar ke udara, diterima oleh antena radio penerima yang berfungsi menerima semua gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang radio tersebut dipilih satu gelombang saja yaitu yang berresonansi dengan frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian penala (frekuensi gelombang radio = frekuensi gelombang penala). Gelombang tersebut merupakan gelombang yang modulasi antara gelombang/sinyal suara dan gelombang pembawa. Setelah mengalami penguatan melalui rangkaian penguat, gelombang tersebut diteruskan ke rangkaian demodulasi untuk mendeteksi/ memisahkan gelombang suara dan gelombang pembawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Proses demodulasi dengan menggunakan sistem pencampuran dengan gelombang frekuensi bandingan dari rangkaian osilator lokal. Hasil pencampuran/bandingan tersebut menghasilkan gelombang frekuensi menengah sekitar 455 KHz. Selanjutnya gelombang ini dimasukkan ke rangkaian detector untuk memisahkan frekuensi tinggi dengan frekuensi suaranya. Karena gelombang yang masuk ada dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya satu sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (diode). Proses pemisahan frekuensi menggunakan prinsip bahwa arus listrik lebih mudah mengalir melalui hambatan ohm yang lebih kecil. Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensator (Xc). Xl = 2 π f L sedangkan Xc = 1/ (2 π f c). Dari rumus tersebut jelaslah bahwa listrik dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah mengalir melalui kondensator C dari pada melalui kumparan L . Oleh karena itu rangkaian detektor menggunakan dasar tersebut, sehingga frekuensi tinggi yang sudah tidak diperlukan dibuang ke ground melalui kondensator dan frekuensi suara diteruskan melalui kumparan L ke rangkaian penguat. Setelah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal tersebut memiliki power yang cukup untuk menggerakkan membran speaker yang berfungsi sebagai tranduser yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara. Suara yang dihasilkan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.
Berkaitan dengan penggunaan besarnya frekuensi pembawa sinyal suara yang digunakan dalam system pemancar dan penerima radio, maka dapat dibuat klasifikasi frekuensi seperti pada Tabel. 1. berikut ini.
Tabel 1. Jenis Band Frekuensi dan Penggunaannya
Gelombang RF yang telah dipancarkan antena pemancar ke udara, diterima oleh antena radio penerima yang berfungsi menerima semua gelombang radio. Oleh rangkaian Tuner (penala) gelombang-gelombang radio tersebut dipilih satu gelombang saja yaitu yang berresonansi dengan frekuensi gelombang yang dihasilkan oleh rangkaian penala (frekuensi gelombang radio = frekuensi gelombang penala). Gelombang tersebut merupakan gelombang yang modulasi antara gelombang/sinyal suara dan gelombang pembawa. Setelah mengalami penguatan melalui rangkaian penguat, gelombang tersebut diteruskan ke rangkaian demodulasi untuk mendeteksi/ memisahkan gelombang suara dan gelombang pembawa yang sudah tidak dibutuhkan lagi. Proses demodulasi dengan menggunakan sistem pencampuran dengan gelombang frekuensi bandingan dari rangkaian osilator lokal. Hasil pencampuran/bandingan tersebut menghasilkan gelombang frekuensi menengah sekitar 455 KHz. Selanjutnya gelombang ini dimasukkan ke rangkaian detector untuk memisahkan frekuensi tinggi dengan frekuensi suaranya. Karena gelombang yang masuk ada dua sisi, yaitu sisi atas dan sisi bawah maka pada rangkaian ini yang diambil hanya satu sisi dengan menggunakan rangkaian penyearah (diode). Proses pemisahan frekuensi menggunakan prinsip bahwa arus listrik lebih mudah mengalir melalui hambatan ohm yang lebih kecil. Nilai ohm yang diperoleh dari komponen kumparan (XL) berbeda dengan komponen kondensator (Xc). Xl = 2 π f L sedangkan Xc = 1/ (2 π f c). Dari rumus tersebut jelaslah bahwa listrik dengan frekuensi tinggi akan lebih mudah mengalir melalui kondensator C dari pada melalui kumparan L . Oleh karena itu rangkaian detektor menggunakan dasar tersebut, sehingga frekuensi tinggi yang sudah tidak diperlukan dibuang ke ground melalui kondensator dan frekuensi suara diteruskan melalui kumparan L ke rangkaian penguat. Setelah diperkuat beberapa kali sehingga sinyal tersebut memiliki power yang cukup untuk menggerakkan membran speaker yang berfungsi sebagai tranduser yaitu mengubah energi listrik menjadi energi suara. Suara yang dihasilkan sama dengan suara yang diucapkan didepan mikropon pada pemancar radio.
Berkaitan dengan penggunaan besarnya frekuensi pembawa sinyal suara yang digunakan dalam system pemancar dan penerima radio, maka dapat dibuat klasifikasi frekuensi seperti pada Tabel. 1. berikut ini.
Tabel 1. Jenis Band Frekuensi dan Penggunaannya
Jenis/Nama Band Freq
|
Band Frequency (f)
|
Panjang Gelomban (λ)
|
Transmisi Yang digunakam
|
Kegunaan
|
VLF (Very Low Freq.)
|
3 Hz 30 KHz
|
108-104 m
|
Serat optik, laser
|
Transmisi data
|
LF (Low Freq)
|
30300KHz
|
104-103 m
|
Pengarah gelombang, gelombang mikro
|
Rastronomi, radar, komunikasi antariksa, transmisi gelombang mikro
|
MF (Midium Frequency)
|
300KHz 3 MHz
|
1000100 m
|
Pengarah gelombang, gelombang mikro
|
Radar, Satelit dan komunikasi antariksa, transmisi gelombang mikro
|
HF (High Freq)
|
3 30MHz
|
100 10 m
|
Pengarah gelombang, gelombang pendek
|
TV UHF, Radio CB, Radar, Radio jarak pendek, komunikasi militer
|
VHF (Very High Freq)
|
30MHz 300 MHz
|
10 1 m
|
Kabel koaksial, gelombang pendek
|
TV VHF, radio FM, sarana navigasi
|
UHF (Ultra High Freq)
|
300MHz 3 GHz
|
100 10 cm
|
Kabel koaksial, gelombang pendek
|
Radio amatir, telepon mobil, komunikasi militer, radio CB
|
SHF (Super High Freq)
|
3GHz - 30GHz
|
10 1 cm
|
Kabel koaksial, gelombang panjang
|
Pemancar AM, Radio amatir
|
EHF (Extremely High Freq)
|
30GHz 300 GHz
|
10 1 mm
|
Kabel kawat ganda, gelombang panjang
|
Radio suar dg navigasi, pemancar dg nada dan frekuensi standar
|
Ultra Ungu Cahaya Tampak Infra Merah
|
1014 1016 Hz
|
3.10-4 3.10-6 cm
|
Kabel kawat ganda, gelom-bang panjang
|
Audio, telepon, transmisi data, navigasi jarak jauh
|
Gelombang radio memiliki sifat mendekati cahaya. Dengan demikian akan merambat lurus dan dapat dipantulkan. Cepat rambat gelombang (V) adalah 300.000 meter/detik. Hubungan antara Cepat rambat V, Frekuensi f dan panjang gelombang λ adalah : λ = V / f .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar